Rabu, 11 Agustus 2010

HUNTING FOTO BARENG MAHASISWA FISS DAN FISIP UNPAS



Bagi kalangan mahasiswa dalam mempelajari fotografi bisa disebut gampang-gampang susah. Artinya gampang kalau mau belajar sungguh-sungguh dan ada keinginan yang kuat ingin bisa belajar fotografi. Namun ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa dalam mempelajari fotografi agar cepat memahami fotografi dan bisa memotret. Pertama; penguasan tentang teori-teori dan teknik dasar fotografi, kedua; penguasan secara praktek fotografi (memotret) dilapangan.
Maka pada tangga 6 Desember 2009 mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unpas dan disusul oleh mahasiswa jurusan Fotografi dan Film pada tanggal 20 Desember 2009, mengadakan Hunting Foto bareng ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Penangkaran Buaya di daerah Blanakan Kab. Subang. Ada pun objek-objek yang di fota yang ada di Tempat pelelangan Ikan adalah suasana dan aktivitas pelelangan ikan, bongkar muat ikan dari perahu ke tempat pelelangan ikan dan kehidupan nelayan setempat. Sedangkang objek-objek foto di Penangkaran buaya diantaranya kita dapat memotret buaya dengan berbagai jenis, ukuran dan usia buaya.



Namun sebelum melakukan pemotretan di penangkaran buaya, seluruh peserta hunting foto diajak naik perahu menuju laut, melalui muara sungai Blanakan. Diatas perahu seluruh peserta hunting foto diwajibkan memotret setiap perahu yang berpas-pasan dengan perahu nelayan dari laut dengan teknik stop action/freezing moment.
Kemudian memotret suasana di arena atraksi buaya. Ada hal yang menarik ketika kita memasuki arena atraksi buaya, yaitu ada 2 ekor buaya dengan ukuran panjang 6,5 meteran bernama Jacky dan Baron dengan usia 26 tahun-an, kemudian oleh pawang buaya, mahasiswa diberikan kesempatan untuk memotret buaya dari jarak dekat kurang lebih 2 meteran, dan diberikan pula kesempatan bagi mahasiswa dan mahasiswi yang berani untuk memegang kepala buaya. Akhirnya ada beberapa mahasiswa yang mau difoto sambil memegang kepala buaya, diantaranya Anggih pratama, Yoki dan Tea. Setelah melakukan serangkaian pemotretan, kemudian kita semua pulang menuju Bandung.

Senin, 09 Agustus 2010

FENOMENA ARTIS DALAM PILKADA


Pada dasarnya manusia memiliki rasa ingin mencintai dan dicintai. Rasa mencintai dan dicintai ditimbulkan oleh perasaan dari dalam diri manusia untuk mencapai suatu cita-cita, keinginan dan harapan. Untuk menggapai cita-cita, keinginan dan harapan dapat terwujud apabila terjalin komunikasi yang baik dengan sesama. Sehingga dalam konteks Pilkada ini, seorang calon pemimpin ingin selalu dicintai dan mencintai masyarakat yang akan dipimpinnya demi terwujudnya cita-cita bersama menuju adil dan sejahtera. Seseorang atau kelompok masyarakat tentunya selalu mendambakan seorang pemimpin yang tegas, lugas, berwibawa, jujur, adil dan mencintai rakyatnya bahkan siap berkorban nyawa demi rakyat yang dipimpinnya.

Oleh karena itu demi meraih simpati massa dalam berpolitik, biasanya calon seorang pemimpin daerah harus bisa meyakinkan kepada masyarakat dengan menunjukan kemampuan dan keahiannya dalam memimpin. Namun itu saja tidaklah cukup, untuk mewujudkan semua itu ada beberapa tahapan yang lebih penting untuk ditempuh oleh calon seorang pemimpin daerah. Salah satunya dengan mengikuti ajang Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) yang diselenggarakan dimasing-masing daerah pemilihan. Ajang Pilkada menjadi warna baru dalam perpolitikan di Indonesia. Sehingga calon pemimpin daerah yang akan maju dalam sajang Pilkada harus benar-benar bisa meyakinkan kemampuannya untuk memimpin dalam berbagai bidang. Serta mampu meningkatkan kesejahteraan dan pengabdiannya kepada masyarakat.

Ada beberapa alasan yang mendorong seseorang untuk maju dalam ajang Pilkada, baik Pilkada Gubernur, Bupati maupun Wali Kota. Diantara alasan tersebut adalah bahwa mereka ingin membangun dan mengembangkan daerahnya dengan menjadi seorang pemimpin kepala daerah. Penyelenggaraan Pilkada diberbagai daerah di Indonesia selama ini, telah menjadi momen penting bagi sebagian kalangan untuk turut andil didalamnya, baik kalangan politisi, akademisi, pengusaha maupun kalangan artis. Kehadiran beberapa kalangan artis dalam berpolitik praktis, sudah dilakukan jauh hari sebelum ajang Pilkada berlangsung.

Ajang Pilkada dengan kandidat dari kalangan artis, telah menjadi warna baru dalam perpolitikan di Indonesia. Sehingga setiap orang memiliki hak yang sama untuk menjadi seorang pemimpin daerah. Keberhasilan beberapa orang artis dalam memimpin suatu daerah, telah membawa angin segar bagi beberapa kalangan artis yang akan maju dalam ajang Pilkada, dari mulai penyanyi, bintang film/sinetron maupun bintang iklan. Mereka berbondong - bondong datang dan melamar ke partai - partai maupun maju melalui jalur perseorangan atau independen. Dengan harapan masyarakat mau menyampaikan aspirasi politiknya berdasarkan kemampuan dan kepopuleran yang dimilikinya.

Dunia Artis dan Politik

Dunia artis pada dasarnya memilki persamaan mendasar dengan dunia politik, kedua-duanya mengharapkan pengakuan dari masyarakat atau pemirsa. Dimana seorang artis dalam menyampaikan visi dan misinya lewat sebuah karya, yang kemudian berharap karya tersebut dapat diterima dengan baik dihati pemirsa atau penikmatnya. Sedangkan dunia politik penyampaian visi misinya melalui bentuk aspirasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat demi kemajuan daerah yang dipimpinnya.

Bagi dunia artis untuk meraih pengakuan dari pemirsa atau penikmatnya tersebut diperlukan suatu perjuangan panjang, karena pemirsa atau penikmat selalu menanti hasil karya-karya terbaru yang berkualitas. Karena dengan karya-karya yang berkualitas diharapkan pemirsa atau penikmat akan mengenang dan mengenal lebih jauh tentang sosok seniman idolanya. Namun selama ini dunia panggung politik banyak dikuasai dari kalangan akademisi atau pengusaha (bukan artis), yang mengandalkan kemampuannya dengan menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat setempat melalui bentuk aspirasi partai politik.

Dalam hal penentuan calon anggota legislatif, sekarang ini partai politik telah berubah haluan dengan menjadikan sebagian kalangan artis sebagai teman dalam berpolitik, dengan alasan bahwa kepopulerannya dapat meningkatkan jumlah raihan suara dalam Pemilu atau Pilkada. Dan itu telah dilakukan pada era tahun 80an dan 90an ketika Rhoma Irama terpilih menjadi anggota legislatif dari PPP dan Golkar. Maka dari itulah sekarang muncul berbagai fenomena artis untuk berpolitik, dari menjadi anggota legislatif hingga menjadi kepala daerah.

Kehadiran berbagai partai politik di Indonesia selama ini telah menjadi inspirasi bagi sebagian kalangan artis untuk andil didalamnya. Setiap partai politik memiliki visi, misi dan basis massa yang berbeda, sehingga seseorang artis yang akan terjun dalam dunia politik telah memikirkan di partai mana ia akan berlabuh. Seperti keputusan seorang artis untuk menjadi calom pemimpin didaerahnya tentunya telah dipikirkan secara matang, dengan kepopuleran yang ia miliki selama ini menjadi pendorong dan semangat untuk meraih keberhasilan. Karena jalinan komunikasi dengan pemirsa atau penikmat lewat karya-karyanya telah terjalin dengan baik.

Salah satu contoh adalah H. Rano Karno yang terkenal sebagai bintang film, iklan dan sinetron, telah berhasil menyakinkan kepada pemirsa lewat sinetron ”Si Doel Anak Sekolahan” dengan raihan jumlah pemirsa terbanyak saat itu. Dengan kepopuleran tersebut menjadi ”senjata” ampuh dalam kampanye Pilkada. Hasilnya adalah bahawa beliau seorang artis yang pertama menjadi pemimpin kepala daerah sebagai wakil Bupati Tanggerang Jawa Barat. Dampak dari keberhasilan tersebut menjadi acuan sekaligus barometer bagi partai-partai politik untuk menjadikan artis sebagai ”dagangan” yang layak untuk dijual kepopulerannya kepada masyarakat.

Jejak kesuksesan seorang artis dalam memimpin daerah, kemudian diikuti H. Dede ”Macan” Yusuf yang terpilih sebagai wakil Gubernur Jawa Barat. Keberhasilan H. Rano Karno sebagai pemain film/sinetron dan bintang iklan dan Dede ”Macan” Yusuf yang sebelumnya dikenal sebagai anggota DPR RI, pemain film/sinetron dan bintang iklan, telah menjadi inspirasi bagi rekan-rekan sesama artis untuk maju dalam ajang Pilkada. Dengan harapan mereka dapat mengikuti jejak sukses artis-artis sebelumnya.

Masyarakat hanya berharap siapapun pemimpinnya yang terpilih khususnya dari kalangan artis. Diharapkan agar mampu membangun dan mengembangkan daerah yang dipimpinnya sesuai dengan janji yang pernah terucap pada saat kampanye.


Minggu, 01 Agustus 2010

INDUSTRI KREATIF FOTOGRAFI PADA KAMERA DIGITAL


ABSTRAKSI

Kehadiran berbagai industri teknologi khususnya fotografi selama ini telah mendorong para produsen kamera di dunia untuk melakukan upaya-upaya terobosan dalam hal pengembangan dan penciptaan inovasi dan ide kreatif baru. Pengembangan teknologi industri kreatif fotografi telah ditandai dengan hadirnya berbagai pilihan jenis produk kamera yang telah ditawarkan dan dipasaran, dengan menampilkan ragam fitur-fitur baru. Dengan hadirnya berbagai pilihan produk kamera yang ditawarkan, tentunya produsen kamera memiliki tujuan untuk memberikan kemudahkan, kenyamanan bagi konsumen dalam memilih dan memiliki kamera. Dimana fungsi utama kamera sebagai alat bantu untuk pendokumentasian suatu produk untuk iklan atau pendokumentasian suatu momen atau peristiwa atau untuk dokumentasi pribadi.

Kata kunci: Industri, Kreatif dan Fotografi

Pendahuluan

Dengan beredarnya berbagai jenis produk kamera selama ini, dari mulai produk kamera analog (konvensional) sampai dengan kamera digital sekarang ini, telah menjadi fenomena tersendiri bagi perkembangan teknologi khususnya bagi dunia fotografi, betapa tidak! hampir semua momen atau kejadian dapat terekam dengan baik oleh kamera foto. Setiap momen atau kejadian yang di potret tentunya memiliki makna dan tujuan dalam pencapaian hasil akhir, seperti perekaman suatu peristiwa atau kejadian penting untuk keperluan foto jurnalistik, atau pemotretan berbagai jenis produk untuk mendukung promosi pada suatu iklan atau advertising dalam hal pembuatan berbagai foto komersial, atau keperluan foto untuk kepentingan dokumentasi pribadi/keluarga.

Berbagai bentuk inovasi baru kamera berikut aksesorinya selama ini tidak dapat dipisahkan dari perkembangan industri kratif fotografi dengan mengusung teknologi digitalisasi. Sekarang ini hampir semua produsen alat-alat fotografi sedang berlomba-lomba menawarkan berbagai kemudahan-kemudahan, salah satunya dengan penambahan berbagai ragam fitur-fitur baru pada kamera. Tampilan ramgam fitur-fitur baru tersebut diharapkan dapat memberi kemudahan para user atau pengguna kamera foto dalam membuat suatu karya fotografi. Sehingga hampir setiap pengguna kamera mendambakan hadirnya pengembangan dan inovasi terbaru dari industri teknologi fotografi tersebut agar dapat lebih mudah, cepat, efesien dalam berkarya. Seperti yang dikatakan oleh fotografer Kayus Mulia dalam buku ”Soedjai Kartasasmita di Belantara Fotografi Indonesia” bahwa” Perkembangan industri menyebabkan waktu berputar lebih cepat. Manusia menginginkan segala sesuatu dikerjakan dengan lebih cepat dan lebih cepat”. Sehingga dapat memberikan kepercayaan bagi masyarakat untuk memilikinya.

Industri Kreatif pada Fotografi

Di awali dengan lahirnya kamera modern pertama di dunia yaitu kamera Kodak # 1 (Kodak number one) pada tahun 1888, pada tahun 1913 tercipta kamera pengukur cahaya oleh Oscar Barnack kemudian pada tahun 1947 Edwin H. Land memperkenalkan kamera Polaroid dan pada era 90-an diperkenalkan teknologi fotografi pada kamera digital, yang telah mampu membuka cakrawala baru dalam hal perngembangan industri kreatif pada teknologi digitalisasi. Hampir semua produk kamera sekarang ini telah menggunakan teknologi digitalisasi, seperti pada jenis produk kamera saku atau kamera pocket, kamera SLR/Single-Lens Reflex, bahkan sampai pada kamera Handphone.

Dengan lahirnya berbagai produk-produk teknologi digital tersebut, secara langsung dapat berpengaruh terhadap berkurangnya produksi kamera analog (konvensional). Dan dampak tersebut sudah dirasakan, dengan berkurangnya produksi kamera analog dipasaran berikut aneka bahan pendukungnya, seperti produksi rol film hitam putih atau berwarna, enlarger berikut obat larutan developer, fixer dan stop bath. Sehingga popularitas pengguna kamera analog lambat laun akan berkurang. Indikasi tersebut sudah dapat terlihat dengan maraknya para pengguna kamera digital di masyarakat.

Pada dasarnya lahirnya industri kreatif teknologi fotografi pada kamera digital selama ini untuk lebih mempermudah dalam pemotretan dan pengembangan kreatifitas. Seperti yang dikatakan Soeprapto Soedjono dalam buku” Pot-Pourri Fotografi” bahwa “ ….dengan proses yang relatif lebih ‘mudah’ dan cepat pelaksanaanya telah memberikan opsi baru untuk dapat mendayagunakannya secara optimal bagi pengembangan kreatifitas”. Belum lagi ditambah dengan berbagai kecanggihan fitur-fitur pada kamera digital, seperti seperti rancangan yang tipis/ slim-line, peningkatan megapiksel, kemampuan lensa sudut lebar dan lensa tele, Image Stabilizer, kemampuan merekam video digital dengan sentuhan satu tombol khusus yang dipisahkan dari tombol lain maupun teknologi baru untuk mengenali wajah dalam fitur face recognition. Sehingga dari berbagai bentuk dan fungsi yang ditawarkan pada teknologi kamera digital memungkinkan orang-orang untuk beralih dari penggunan kamera analog ke kamera digital.

Lahirnya industri kreatif pada era digitalisasi fotografi sekarang ini telah menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengguna teknologi fotografi untuk merekam suatu perjalalan waktu pada suatu momen atau peristiwa. Menurut Edi. S. Mulyanta dalam buku “ Teknik Modern Fotografi Digital” bahwa “Teknologi fotografi bisa dikatakan sebagai penemuan teknologi “penghenti waktu” yang dapat merekam setiap detik perjalan waktu………”. Penggunaan industri kreatif teknologi pada kamera digital telah memberikan kemudahan dan keleluasaan seseorang dalam berkarya, pada saat pemotretan sampai proses hasil akhir atau finishing.

Penggunaan berbagai ragam fitur-fitur baru yang ditawarkan menandakan bahwa teknologi kamera digital telah membawa perubahan dan inovasi baru, yang berdampak terhadap persaingan para produsen kamera dalam meraih pangsa pasar fotografi di dunia. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh produsen kamera merk Canon, dimana pada kamera Canon seri PowerShot S5 IS/Image Stabilizer, misalnya, memasang lensa optik dengan pembesaran sampai 12 kali dan menggunakan prosesor imej yang mampu menghasilkan resolusi 8 megapiksel. Atau pada kamera saku atau kamera pocket merk Lumix LX3 yang dilengkapi dengan berbagai sarana dan ragam fitur seperti, pengguna lensa super wide 24 mm dengan tujuan untuk meluaskan pandangan sehingga pemotret dapat lebih leluasa dalam melakukan pemotretan dari sudut pandang yang sempit.

Selain itu juga pada kamera Lumix LX3 menyediakan konverter lensa tambahan DMW-LW46 yang mampu memperluas sudut pengambilan gambar hingga 18 mm.

Keunggulan lain dari lensa Leica DC Vario-Summicron 24-60 mm ini adalah memiliki bukaan diafragma yang sangat besar hingga f/2.0. Dalam teori fotografi dinyatakan bahwa penggunaan bukaan diafragma yang besar banyak membantu fotografer pada saat pemotretan dalam kondisi pencahayaan sangat minim/kurang cahaya.
Seluruh pengoperasian pada kamera Lumix LX3 dilengkapi dengan teknologi Mega O.I.S/Optical Image Stabilizer), Intelligent ISO Control, Intelligent Scene Selector, Intelligent Exposure, Face Detection, dan AF Tracking.

Teknologi Mega O.I.S Optical Image Stabilizer berfungsi untuk mengatasi getaran yang terjadi pada kamera/camera shake. Sementara Intelligent ISO Control secara otomatis dapat menaikkan dan menurunkan kepekaan cahya/ISO kamera sesuai dengan kebutuhan pencahayaan.

Lumix LX3 juga menerapkan teknologi High sensitivity CCD dengan resolusi efektif hingga 10.1 megapiksel.

Teknologi ini mampu menghasilkan gambar dengan sangat tajam meski mengalami cropping yang sangat ekstrem. Tidak hanya itu, teknologi High sensitivity CCD ini mampu meminimalkan noise atau butiran kasar pada gambar sekalipun menggunakan ISO tinggi.

Penutup

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hadirnya industri kreatif teknologi fotografi pada kamera digital selama ini telah memberikan berbagai kemudahan bagi para fotografer pemula maupun fotografer professional dalam berkarya atau mengabadikan suatu momen atau kejadian. Serta dapat lebih leluasa dalam pengoperasian berbagai ragam fitur-fitur pada kamera, sehingga dapat menghasilkan karya karya fotografi yang maksimal.

Hidup Fotografi!


DAFTAR PUSTAKA

Mulyanta, Edi S., 2007. Teknik Modern Fotografi Digital. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Mulia, Kayus. 2008. Soedjai Kartasasmita di Belantara Fotografi Indonesia. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta & LPP Yogyakarta.

Soedjono, Soeprapto. 2007. Pot-Pourri Fotografi. Jakarta: Universitas Trisakti.

Soelarko, RM. 1982. Teknik Modern Fotografi. Bandung: PT. Karya Nusantara.