Senin, 26 September 2011

Keragaman dalam Kebersamaan Seni Budaya “Peran Fotografi dalam mendukung Kebudayaan Nasional”


Abstrak
Kemajuan dan eksistensi fotografi selama ini, tidak terlepas dari peran serta para fotografer yang selalu merekam berbagai kegiatan dan momen yang ada disekitarnya, serta menjadikan fotografi sebagai sarana media dokumentasi yang mudah dan cepat. Dalam perjalanannya fotografi diminati oleh berbagai kalangan, tidak hanya fotografer professional, tetapi oleh setiap orang yang mengetahui fungsi fotografi sebagai media dokumentasi dan media perekaman visual. Dalam pelaksanaannya kedudukan fotografi telah mampu sejajar dengan keilmuan seni lainnya. Sehingga dalam perjalannnya fotografi mampu berperan dalam setiap pendokumentasian yang terjadi di masyarakat. Fotografi menjadi pilihan bagi setiap bentuk perekaman, termasuk perekaman berbagai event/kegiatan kebudayaan Nasional.
Kata Kunci: Fotografi, Kebudayaan.

Peran Fotografi dalam keragaman Seni Budaya
Kehadiran fotografi ditengah-tengah masyarakat telah membawa pengaruh besar bagi sebagian masyarakat didalam setiap pendokumentasian. Media fotografi telah menjadi milik setiap orang, baik fotografer pemula, hobies maupun fotografer professional. Setiap fotografer tentunya ingin mengabadikan momen-momennya dengan hasil yang indah, menarik dan enak untuk di pandang. Dengan tujuan untuk memperoleh karya foto yang bisa disimpan sebagai kenang-kenangan. Hal ini sependapat dengan Suwarno Wisetrotomo (2008 : 99) mengatakan bahwa “…karya fotografi memiliki eksistensi sebagai monumentalisasi peristiwa, atau bahasa lazim adalah album kenangan.
Salah satu bentuk eksistensi dan monumentalisasi fotografi adalah kegiatan pemotretan seni dan budaya dari berbagai daerah, yang kemudian hasilnya bisa dijadikan album kenangan dan promosi daerah wisata. Biasanya kegiatan pemotretan tersebut dilakukan dalam suatau even/kegiatan formal dan informal. Hal ini bertujuan bertujuan untuk memperkenalkan dan mempertahankan keberlangsungan keragaman seni dan budaya daerah di Indonesia.


Dalam pelaksanaannya peran fotografi dalam menunjang seni dan budaya tidak hanya untuk kepentingan pendokumentasian yang bersifat indiviual atau pribadi, tetapi fotografi telah mampu berperan dalam setiap pendokumentasian bersifat kolektif atau kelompok, seperti pada berbagai aktifitas kegiatan kesenian, baik itu festival-festival, lomba-lomba maupun kegiatan-kegiatan seni dan budaya lainnya di Indonesia. Adapun beberapa kegiatan seni dan budaya yang pernah dilakukan diantaranya lomba foto seni dan budaya Indonesia, Festival Kesenian Yogyakarta (FKY), Festival Danau Sentani (FDS), Festival Budaya Lembah Baliem, Festival Budaya Keraton, Kemilau Nusantara, Braga Festival dan kegiatan-kegiatan kebudayaan nasional lainnya.
Perekaman kegiatan seni budaya dengan memanfaatkan media fotografi selama ini, telah menghasilkan suatu bentuk pendokumentasian yang efektif, komunikatif dan lebih cepat. Pemanfaatan media perekaman fotografi, juga sebagai bagian dari bentuk apresiasi visual fotografer dalam melihat lingkungan sekitar. Hal ini hasilnya dapat dilihat dan dinikmati secara langsung, serta hasil perekamannya dapat dipergunakan untuk bahan media promosi budaya. Dalam kaitan seni budaya media fotografi secara tidak langsung mampu mendukung pariwisata budaya dalam rangka memperkenalkan kebudayaan Nasional yang dimiliki bangsa Indonesia. Salah satunya melalui program muhibah seni dan budaya dalam rangka memperkenalkan kesenian daerah di Indonesia ke Negara-negara lain dibelahan dunia.
Dalam pandangan fotografi, pariwisata budaya melalui fotografi merupakan bagian penting dalam mempertahan seni dan budaya. Diantaranya melalui bentuk perekaman setiap kegiatan budaya seperti lomba foto seni budaya Indonesia, festival kesenian, maupun program muhibah seni. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan seorang fotografer dalam kegiatan pememotretan. Menurut Heriwanto (2011 : 184) “…..seorang fotografer harus dibekali dengan pengetahuan dan penguasaan tentang teknik pemotretan agar kita dapat menghasilkan sebuah foto yang indah dan menarik, enak dilihat dan yang terpenting bahwa karya foto tersebut memiliki makna. Artinya bahwa setiap bentuk perekaman yang dilakukan oleh fotografer harus mengacu kepada kaidah-kaidah fotografi yang benar. Seperti penguasaan teknik pemotretan, komposisis, sudut pengambilan dan pencahayaan/lighting.
Dalam konteks seni dan budaya, media fotografi mampu memperkenalkan bentuk kegiatan visual yang komunikatif dan menarik untuk dilihat dan diamati. Sehingga mampu berdampak positif terhadap kemajuan pariwisata budaya setempat. Menurut Pitana (2006 : 255-226) bahwa Pariwisata budaya sesungguhnya merupakan salah satu bentuk industri budaya, karena pariwisata budaya memanfaatkan berbagai aspek kebudayaan secara massal dalam suatu sistem produksi. Sistem produksi mencakup aspek produksi dan reproduksi, distribusi, dan atau pemasaran produk, dan konsumsi prodiksi tersebut.
Kebudayan Nasional dalam Kebersamaan
Status dan keberadaan Kebudayaan nasional telah diakui oleh undang-undang sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut ''TAP MPR No.II tahun 1998'', yakni: Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa.

Sedangkan dalam pandangan Ki Hajar Dewantara mengenai kebudayaan nasional adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan tersebut merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Bentuknya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Pandangan dan definisi Kebudayaan nasional dipertegas oleh Koentjaraningrat dalam peryataannya, bahwa: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”.
Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama, baik ditampilkan didalam negeri maupun di luar negeri. Seperti yang dilakukan belum lama ini oleh mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan yang mendapatkan kepercayaan untuk menampilkan kesenian kebudayaan Indonesia dari pemerintah melalui program Muhibah Seni tahun 2011 ke Guangdong University of Foreign Studies, Guangzhou - China.
Kesenian yang ditampilkan di Guangzhou, China merupakan bentuk gabungan kesenian budaya daerah yang ada di Indonesia, seperti tari Jaipong dan tari Topeng dari Jawa-Barat dan tari Gantar dari Kalimantan. Secara teknik pementasan atau pertunjukkan telah menampilkan berbagai jenis kesenian daerah yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Hal ini karena kebudayaan daerah yang ditampilkan tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di sebagian daerah di Indonesia. Karena setiap daerah memiliki potensi seni dan budayanya masing-masing, tentunya ini merupakan bagian dari strategi kebudayaan nasional dalam rangka mempertahankan kebudayaan Indonesia.
Menurut Didi Turmudzi (2011:187) bahwa strategi kebudayaan pada dasarnya adalah keseluruhan usaha manusia yang bermasyarakat yang menghasilkan norma berperilaku, perilaku, dan hasil dari perilaku itu dengan tujuan mencapai kenikmatan (kesejahteraan lahir dan batin) dan menghindari hal-hal yang bertentangan dengan itu. Dari teori diatas menunjukan bahwa kedudukan kebudayaan mampu menghasilkan norma dan perilaku positif demi mencapai tujuan menghindari hal-hal yang bertentangan dengan norma berperilaku, perilaku. Sehingga mampu mempertahankan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia.
Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Tentunya ini masuk kedalam kategori Kebudayaan bangsa. Secara teori Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dan menghasilkan kreasi baru dari bangsa Indonesia yang sudah sadar dan mengalami persebaran secara nasional.
Oleh karena itu demi mendukung dan mempertahankan keberagaman kebudayaan nasional yang ada di Indonesia, maka dalam hal ini diperlukan suatu bentuk kerjasama kegiatan yang berkelanjutan melalui proses pengembangan seni dan budaya nasional. Fotografi memiliki peran penting dalam setiap pendokumentasian kegiatan seni dan budaya yang terjadi di masyarakat, dan juga dalam pelaksanaan dilapangan tentunya melibatkan berbagai pihak, baik pihak pemerintah maupun pihak swasta.
Referensi
Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Kongres Kebudayaan 1991: Kebudayaan Nasional Kini dan di Masa Depan.
Heriwanto. 2010. Kontribusi Pemikiran Untuk Bangsa. Bandung: Lemlit Press Unpas.
Marah, Rismah, dan Suwarno Wisetromo. 2008. Soedjai Kartasasmita di Belantara Fotografi Indonesia. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta & LPP Yogyakarta.
Pitana dan Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.
Turmudzi, Didi. 2011. Transformasi Budaya Sunda. Bandung: Unpas Press.
http://sentanilakefestival.com
www.jayapurakab.go.id
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia