Minggu, 01 Agustus 2010

INDUSTRI KREATIF FOTOGRAFI PADA KAMERA DIGITAL


ABSTRAKSI

Kehadiran berbagai industri teknologi khususnya fotografi selama ini telah mendorong para produsen kamera di dunia untuk melakukan upaya-upaya terobosan dalam hal pengembangan dan penciptaan inovasi dan ide kreatif baru. Pengembangan teknologi industri kreatif fotografi telah ditandai dengan hadirnya berbagai pilihan jenis produk kamera yang telah ditawarkan dan dipasaran, dengan menampilkan ragam fitur-fitur baru. Dengan hadirnya berbagai pilihan produk kamera yang ditawarkan, tentunya produsen kamera memiliki tujuan untuk memberikan kemudahkan, kenyamanan bagi konsumen dalam memilih dan memiliki kamera. Dimana fungsi utama kamera sebagai alat bantu untuk pendokumentasian suatu produk untuk iklan atau pendokumentasian suatu momen atau peristiwa atau untuk dokumentasi pribadi.

Kata kunci: Industri, Kreatif dan Fotografi

Pendahuluan

Dengan beredarnya berbagai jenis produk kamera selama ini, dari mulai produk kamera analog (konvensional) sampai dengan kamera digital sekarang ini, telah menjadi fenomena tersendiri bagi perkembangan teknologi khususnya bagi dunia fotografi, betapa tidak! hampir semua momen atau kejadian dapat terekam dengan baik oleh kamera foto. Setiap momen atau kejadian yang di potret tentunya memiliki makna dan tujuan dalam pencapaian hasil akhir, seperti perekaman suatu peristiwa atau kejadian penting untuk keperluan foto jurnalistik, atau pemotretan berbagai jenis produk untuk mendukung promosi pada suatu iklan atau advertising dalam hal pembuatan berbagai foto komersial, atau keperluan foto untuk kepentingan dokumentasi pribadi/keluarga.

Berbagai bentuk inovasi baru kamera berikut aksesorinya selama ini tidak dapat dipisahkan dari perkembangan industri kratif fotografi dengan mengusung teknologi digitalisasi. Sekarang ini hampir semua produsen alat-alat fotografi sedang berlomba-lomba menawarkan berbagai kemudahan-kemudahan, salah satunya dengan penambahan berbagai ragam fitur-fitur baru pada kamera. Tampilan ramgam fitur-fitur baru tersebut diharapkan dapat memberi kemudahan para user atau pengguna kamera foto dalam membuat suatu karya fotografi. Sehingga hampir setiap pengguna kamera mendambakan hadirnya pengembangan dan inovasi terbaru dari industri teknologi fotografi tersebut agar dapat lebih mudah, cepat, efesien dalam berkarya. Seperti yang dikatakan oleh fotografer Kayus Mulia dalam buku ”Soedjai Kartasasmita di Belantara Fotografi Indonesia” bahwa” Perkembangan industri menyebabkan waktu berputar lebih cepat. Manusia menginginkan segala sesuatu dikerjakan dengan lebih cepat dan lebih cepat”. Sehingga dapat memberikan kepercayaan bagi masyarakat untuk memilikinya.

Industri Kreatif pada Fotografi

Di awali dengan lahirnya kamera modern pertama di dunia yaitu kamera Kodak # 1 (Kodak number one) pada tahun 1888, pada tahun 1913 tercipta kamera pengukur cahaya oleh Oscar Barnack kemudian pada tahun 1947 Edwin H. Land memperkenalkan kamera Polaroid dan pada era 90-an diperkenalkan teknologi fotografi pada kamera digital, yang telah mampu membuka cakrawala baru dalam hal perngembangan industri kreatif pada teknologi digitalisasi. Hampir semua produk kamera sekarang ini telah menggunakan teknologi digitalisasi, seperti pada jenis produk kamera saku atau kamera pocket, kamera SLR/Single-Lens Reflex, bahkan sampai pada kamera Handphone.

Dengan lahirnya berbagai produk-produk teknologi digital tersebut, secara langsung dapat berpengaruh terhadap berkurangnya produksi kamera analog (konvensional). Dan dampak tersebut sudah dirasakan, dengan berkurangnya produksi kamera analog dipasaran berikut aneka bahan pendukungnya, seperti produksi rol film hitam putih atau berwarna, enlarger berikut obat larutan developer, fixer dan stop bath. Sehingga popularitas pengguna kamera analog lambat laun akan berkurang. Indikasi tersebut sudah dapat terlihat dengan maraknya para pengguna kamera digital di masyarakat.

Pada dasarnya lahirnya industri kreatif teknologi fotografi pada kamera digital selama ini untuk lebih mempermudah dalam pemotretan dan pengembangan kreatifitas. Seperti yang dikatakan Soeprapto Soedjono dalam buku” Pot-Pourri Fotografi” bahwa “ ….dengan proses yang relatif lebih ‘mudah’ dan cepat pelaksanaanya telah memberikan opsi baru untuk dapat mendayagunakannya secara optimal bagi pengembangan kreatifitas”. Belum lagi ditambah dengan berbagai kecanggihan fitur-fitur pada kamera digital, seperti seperti rancangan yang tipis/ slim-line, peningkatan megapiksel, kemampuan lensa sudut lebar dan lensa tele, Image Stabilizer, kemampuan merekam video digital dengan sentuhan satu tombol khusus yang dipisahkan dari tombol lain maupun teknologi baru untuk mengenali wajah dalam fitur face recognition. Sehingga dari berbagai bentuk dan fungsi yang ditawarkan pada teknologi kamera digital memungkinkan orang-orang untuk beralih dari penggunan kamera analog ke kamera digital.

Lahirnya industri kreatif pada era digitalisasi fotografi sekarang ini telah menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengguna teknologi fotografi untuk merekam suatu perjalalan waktu pada suatu momen atau peristiwa. Menurut Edi. S. Mulyanta dalam buku “ Teknik Modern Fotografi Digital” bahwa “Teknologi fotografi bisa dikatakan sebagai penemuan teknologi “penghenti waktu” yang dapat merekam setiap detik perjalan waktu………”. Penggunaan industri kreatif teknologi pada kamera digital telah memberikan kemudahan dan keleluasaan seseorang dalam berkarya, pada saat pemotretan sampai proses hasil akhir atau finishing.

Penggunaan berbagai ragam fitur-fitur baru yang ditawarkan menandakan bahwa teknologi kamera digital telah membawa perubahan dan inovasi baru, yang berdampak terhadap persaingan para produsen kamera dalam meraih pangsa pasar fotografi di dunia. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh produsen kamera merk Canon, dimana pada kamera Canon seri PowerShot S5 IS/Image Stabilizer, misalnya, memasang lensa optik dengan pembesaran sampai 12 kali dan menggunakan prosesor imej yang mampu menghasilkan resolusi 8 megapiksel. Atau pada kamera saku atau kamera pocket merk Lumix LX3 yang dilengkapi dengan berbagai sarana dan ragam fitur seperti, pengguna lensa super wide 24 mm dengan tujuan untuk meluaskan pandangan sehingga pemotret dapat lebih leluasa dalam melakukan pemotretan dari sudut pandang yang sempit.

Selain itu juga pada kamera Lumix LX3 menyediakan konverter lensa tambahan DMW-LW46 yang mampu memperluas sudut pengambilan gambar hingga 18 mm.

Keunggulan lain dari lensa Leica DC Vario-Summicron 24-60 mm ini adalah memiliki bukaan diafragma yang sangat besar hingga f/2.0. Dalam teori fotografi dinyatakan bahwa penggunaan bukaan diafragma yang besar banyak membantu fotografer pada saat pemotretan dalam kondisi pencahayaan sangat minim/kurang cahaya.
Seluruh pengoperasian pada kamera Lumix LX3 dilengkapi dengan teknologi Mega O.I.S/Optical Image Stabilizer), Intelligent ISO Control, Intelligent Scene Selector, Intelligent Exposure, Face Detection, dan AF Tracking.

Teknologi Mega O.I.S Optical Image Stabilizer berfungsi untuk mengatasi getaran yang terjadi pada kamera/camera shake. Sementara Intelligent ISO Control secara otomatis dapat menaikkan dan menurunkan kepekaan cahya/ISO kamera sesuai dengan kebutuhan pencahayaan.

Lumix LX3 juga menerapkan teknologi High sensitivity CCD dengan resolusi efektif hingga 10.1 megapiksel.

Teknologi ini mampu menghasilkan gambar dengan sangat tajam meski mengalami cropping yang sangat ekstrem. Tidak hanya itu, teknologi High sensitivity CCD ini mampu meminimalkan noise atau butiran kasar pada gambar sekalipun menggunakan ISO tinggi.

Penutup

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hadirnya industri kreatif teknologi fotografi pada kamera digital selama ini telah memberikan berbagai kemudahan bagi para fotografer pemula maupun fotografer professional dalam berkarya atau mengabadikan suatu momen atau kejadian. Serta dapat lebih leluasa dalam pengoperasian berbagai ragam fitur-fitur pada kamera, sehingga dapat menghasilkan karya karya fotografi yang maksimal.

Hidup Fotografi!


DAFTAR PUSTAKA

Mulyanta, Edi S., 2007. Teknik Modern Fotografi Digital. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Mulia, Kayus. 2008. Soedjai Kartasasmita di Belantara Fotografi Indonesia. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta & LPP Yogyakarta.

Soedjono, Soeprapto. 2007. Pot-Pourri Fotografi. Jakarta: Universitas Trisakti.

Soelarko, RM. 1982. Teknik Modern Fotografi. Bandung: PT. Karya Nusantara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar