Jumat, 30 Juli 2010

Aspek Fotografi dalam Pilkada


Dalam beberapa tahun ini telah muncul beberapa fenomena baru di masyarakat. Salah satu fenomena tersebut adalah PILKADA. Hampir setiap kita melihat pemberitaan di berbagai surat kabar selalu dihiasi tampilan iklan pasangan calon peserta Pilkada atau banyak sekali kita jumpai poster, spanduk, pamflet atau baligho bergambar foto kandidat pemimpin di sepanjang jalan raya, sudut kota, gang-gang sempit atau di tempat-tempat yang dianggap strategis. Beragam ukuran baligho, spandul, pamflet dan poster terpasang, beragam janji-janji terucap, beragam harapan-harapan terlontar dan beragam simpati terrekam. Dengan harapan agar masyarakat tertarik dan mau memilih.

Pilkada merupakan suatu bagian demokrasi di masyarakat dengan melaksanakan pemilihan langsung Kepala Daerah oleh rakyat secara terbatas. Baik itu PILKADA tingkat Provinsi maupun PILKADA tingkat Kota/Kabupaten. Dalam artian yang akan dipilih oleh rakyat adalah calon kepala daerah yang dapat menarik perhatian bagi pemilih. Kegiatan PILKADA di Indonesia, sekarang ini sedang menjadi tren tersendiri. Berdasarkan pengamatan dilapangan tidak sedikit sebagian masyarakat atau tokoh kita yang tertarik dan ikut dalam ajang tersebut. Mereka berbondong-bondong mendaftar ke KPU (Komisi Pemilihan Umum. Baik yang melalui mekanisme partai politik maupun calon perseorangan atau independen. Dan menjelang pemilihan kepala daerah berlangsung, biasanya setiap kandidat akan menyiapkan segala sesuatunya termasuk biaya-biaya yang akan dikeluarkan.

Penyusunan strategi pemenangan menjadi lebih penting, karena hasil akhir dari semua itu adalah kata ”kemenangan” yang diraih. Namun semua itu akan bias, apabila media pendukung tidak dipersiapkan. Untuk mendukung semua itu tentunya dibutuhkan suatu media promosi pendukung yang handal dan mudah dipahami layaknya sebuah iklan komersial. Sehingga orang mau melihat, akhirnya tertarik kemudian membeli produk itu sendiri. Berbagai aneka media promosi pendukung PILKADA ditawarkan oleh biro iklan atau advertaising. Baik berupa media cetak maupun elektronik.

Media cetak yang banyak digunakan adalah iklan di surat kabar, poster, pamflet, spanduk atau Baligho dll, sedangkang media elektronik biasanya melalui televisi dan radio. Dari sekian media komunikasi yang ditawarkan, para kandidat lebih banyak memilih menggunakan media cetak sebagai pendukung promosi, karena selain harganya lebih murah dan efesien, juga hasilnya lebih efektif. Salah satu media cetak sebagai pendukung promosi tersebut adalah pembuatan iklan layanan Pilkada dengan menggunakan unsur fotografi. Tujuan dari semua kegiatan promosi tersebut adalah agar masyarakat mau mengenal dan mengetahui tentang karakter dan wajah dari seorang kandidat pemimpin.

Komunikasi dalam Fotografi

Untuk mewujudkan semua itu diperlukan suatu pendekatan komunikasi. Ada beberapa upaya pendekatan komunikasi untuk meraih simpati massa yang dilakukan oleh beberapa kandidat calon pemimpin menjelang Pilkada berlangsung. Diantara pendekatan tersebut adalah pendekatan secara langsung maupun tidak langsung. Pendekatan secara langsung biasanya kandidat mendatangi massa untuk bertemu dalam suatu kegiatan yang telah direncanakan sambil mengatakan janji-janji politiknya. Sedangkan pendekatan tidak langsung, biasanya melalui berbagai media pendukung, baik pemanfaatan media cetak maupun media elektronik.

Tentunya upaya tersebut merupakan bagian komunikasi massa yang mudah dan cepat agar masyarakat mau mengenal dan mudah mengingat karakter calon pemimpin yang akan dipilihnya, yang pada akhirnya mereka tertarik, tersanjung dan mau memilih pada saat pemilihan berlangsung. Dari berbagai upaya-upaya pendekatan tersebut, tentunya kandidat pemimpin akan memilih mana media yang cocok dan efektif untuk menghubungkan ide dan gagasan kandidat calon pemimpin tersebut secara tidak langsung dengan para calon pemilih. Maka salah satu media pendukung dalam komunikasi fotografi tersebut adalah dengan menampilkan foto-foto kandidat dengan berbagai pose dan gaya, yang dikemas ke dalam berbagai bentuk media lklan, seperti pembuatan spanduk, pamflet, poster, baligho dll.

Dengan menggunakan media fotografi sebagai pendukung sebuah iklan, maka masyarakat akan lebih mengenal dan mengetahui wajah dari kandidat yang sesungguhnya. Karena dengan tampilan foto-foto kandidat dengan berbagai pose dan gaya di berbagai media iklan, maka akan memudahkan orang-orang untuk mengenal. Sehingga penggunaan media fotografi sebagai media pendukung pembuatan berbagai media iklan, banyak diminati oleh kandidat, karena menjadi daya tarik tersendiri. Dalam pembuatan iklan layanan Pilkada, yang menjadi tokoh central adalah tampilan foto-foto kandidat dengan berbagai pose dan gaya.

Media iklan dengan tambahan unsur fotografi tidak berdiri sendiri melainkan dibantu oleh seorang desainer yang mengerti akan komposisi dan penempatan tata letak huruf, agar penyampaikan ide, gagasan yang dituangkan kedalam rancangan desain iklan tepat sasaran.. Mengapa pembuatan iklan layanan PILKADA harus ada tambahan unsur fotografi? Karena dengan tambahan unsur fotografi, masyarakat akan lebih cepat untuk mengenal karakter wajah kandidat calon dengan jelas.

Alasan lain mengapa menggunakan unsur fotografi karena proses pembuatannya cepat dan mudah, sehingga dari segi kualitas dan kuwantitas dapat lebi terkontrol ketimbang menggunakan media lain seperti menggambar atau melukis. Alasannya penggunaan media gambar atau lukis dalam pembuatan iklan layanan PILKADA dianggap tidak efektif, karena proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama dan gambar yang dihasilkannya pun terbatas. Keuntungan lain dengan menggunakan media fotografi, bahwa gambar yang dihasilkan akan tampak lebih nyata, sehingga pesan komunikasi kepada masyarakat atau audience akan lebih mudah dan cepat. Selain itu juga dapat mempermudah dalam proses pembuatan rancangan desain karena dari segi komposisi dapat diatur lebih leluasa sesuai dengan keinginan, dan dari segi kuantitas dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.

Ada yang perlu diperhatikan dalam pemotretan, pertama pengaturan komposisi dan gaya model ( kandidat), yang kedua sudut pengambilan/angle dan yang ketiga arah penyinaran. Pertama pengaturan gaya mode ( kandidat) memiliki arti filosofi bahwa gaya atau fose si model harus sesuai dengan visi dan misa yang dibuat, contohnya foto pasangan yang ditampilkan harus tegap, menandakan bahwa seorang calon pemimpin harus tegas, berwibawa dan bersahaja. Kedua sudut pengambilan/angle memiliki makna visi misi yang jelas dan terukur, contonya sudut pengambilan/angle dari bawah atau button up, atau sudut pengambilan secara close up, ketiga arah penyinaran memiliki makna bahwa calon pemimpin harus bisa menerangi dan mengayomi masyarakat yang dipimpinnya dengan baik, contohnya arah penyinaran dari depan atau front light. Dari contoh ketiga uraian diatas diharapkan foto-foto yang akan ditampilkan pada media iklan bisa lebih komunikatif, sehingga penyampaian isi atau content sesuai dengan harapan kandidat pemimpin.

Pameran Fotografi Terpanjang dan Terbesar

Kehadiran iklan layanan Pilkada yang menampilkan foto-foto pasangan kandidat calon Kepala Daerah, dimungkinkan secara tidak langsung dapat dijadikan ajang pameran fotografi terbesar dan terpanjang di dunia. Betapa tidak! Disepanjang jalan raya atau gang-gang sempit telah terpasang poster, pamflet, spanduk atau Baligho dll. Yang semua apabila diukur akan melebihi dari ukuran foto untuk pameran fotografi yang biasa dilakukan.

Dari penampilan foto-foto kandidat, merupakan tahap awal dari perkenalan dengan masyarakat luas untuk menarik simpati dan perhatian. Dan sekaligus memberikan kesempatan berapresiasi bagi kalangan masyarakat untuk menilai dan memilih calon pemimpin yang didambakan. Mengenai siapa yang akan dipilih, semuanya tergantung dari seberapa besar pengaruh kandidat sang calon dimata masyarakat dalam hal mempromosikannya. Terkadang kandidat dari incumbent/penguasa pun kalah dalam Pilkada dan itu sudah terjadi. Oleh karena itu peran dan kemampuan media promosi dalam meramu bentuk iklan layanan yang komunikatif, efektif dan edukatif dapat mempengaruhi popularitas kandidat sang calon, yang dapat berdampak terhadap jumlah raihan suara pemilih. (Telah dimuat di Harian Seputar Indonesia, tanggal 28 Juli 2008.)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar