Rabu, 28 Juli 2010

Mengolah Imajinasi Foto Melalui Adobe Photoshop

Pendahuluan
Sejak pertama kali fotografi ditemukan oleh Aristotles telah menjadi media komunikasi visual yang efektif dan komunikatif. Sehingga dengan keefektipannya tersebut menjadi inspirasi bagi pengembangan dunia fotografi hingga sekarang. Seperti halnya dengan Joseph Niecephore Niepce yang berhasil memotret suatu pemandangan didalam jendela rumahnya, George Eastman dengan penciptaan kamera Kodak # number one berikut film gulungan pertamanya, Leitz dengan kamera Leica-nya atau Edwin H. Land yang telah menemukan kamera Polaroid dengan hasil foto yang lansung jadi yang berdampak terhadap perubahan social dimasyarakat serta memberi kemudahan dalam bidang fotografi jurnalistik dan inspirasi bagi pengembangan bidang teknologi khususnya fotografi.
Dengan terciptanya kamera Polaroid saat itu, menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi kalangan fotografer jurnalistik, karena dengan penggunaan kamera polaroid hasil foto bisa langsung jadi/dilihat sehingga dapat memudahkan proses penerbitan surat kabar dalam mendukung isi suatu berita. Sehingga waktu yang dikeluarkan bagi wartawan foto akan semakin mudah dan cepat. Konsep ini kemudian berkembang keberbagai alat dan media berikut pirantinya. Seperti kamera dan komputer, kamera menjadi alat utama dalam merekam segala sesuatu yang ada lingkungan sekitar dan komputer menjadi piranti pendukung utama dalam mengolah imajinasi dan kreasi yang diinginkan.
Dahulu ketika setelah seorang fotografer melakukan pemotretan dan kemudian akan mengolah imajinasi dan kreasinya selalu mengandalkan mesin enlarger di kamar gelap. Mungkin kita masih ingat dalam beberapa album foto pengatin, ada beberapa yang ditampilkan berbeda dengan foto-foto lainnya, seperti foto pengantin didalam buah jeruk, buah semangka atau didalam televisi. Pada era tahun 40, sampai 90 an keberadaan mesin enlarger menjadi pendukung setia bagi para insan fotografer tak terkecuali wartawan foto yang banyak memanfaatkan untuk kepentingan media massa. Harus diakui keberlangsungan media massa pada saat itu tidak terlepas dari peran fotografi dan enlarger di kamar gelap untuk mencetak foto hasil liputan. Seperti pada karya fotografer jurnalistik Robert Capa yang mengabadikan suasana momen atau kejadian peperangan secara dramatis, dimana ada seorang serdadu tertembak tepat didepan kameranya.
Imajinasi gaya Phillipe Halsman
Sebuah imajinasi dalam membuat karya foto tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan harus selalu diasah dan diolah. dengan tujuan dapat menghasilkan karya foto yang penuh imajinatif, kreatif dan inovatif. Sebagai contoh ketika konsep yang dibuat oleh Phillipe Halsman dalam karya-karya fotonya, dengan objek utama Salvador Dali dengan judul karya foto “Dali Atomicus“ pada tahun 1948 atau "Dali Skull" (1951). Tentunya pada saat itu kita akan berfikir, ko bisa ya..! padahal saat itu belum ada komputer secanggih seperti sekarang ini. Selain itu berdasarkan pengamatan penulis terhadap karya-karya foto Phillipe Halsman yang dibuat, beliau selalu mengandalkan daya imajinasi, kreatifitas dan wawasanya dengan memanfaatkan lingkungan benda disekitarnya seperti meja, kursi, lukisan dll. Sehingga tidak sedikit karya-karya foto yang dihasilkannya pada saat itu telah menjadi inspirasi dan motivasi bagi para fotografer dan seniman foto dalam berkarya.
Hadirnya media komputer sebagai sarana pendukung dalam membuat karya-karya foto sekarang ini, diyakini dapat menjadi faktor penting dan penentu keberhasilan bagi para seniman foto dan fotografer dalam berkarya. Komputer telah mampu menjadi daya magis dan kekuatan tersendiri, bila dibandingkan dengan piranti pendukung fotografi lainnya. Dahulu memang sebelum adanya media komputer, enlarger dan filter-filter kreatif menjadi alat pendukung dalam mengolah foto di kamar gelap. Pada saat itu hampir setiap fotografer dan studio foto memiliki enlarger dan perangkatnya di kamar gelap/dark room sendiri untuk mengolah gambar yang diinginkannya.
Namun setelah komputer hadir dan berkembang seperti sekarang ini, lambat laun terjadi pergeseran dalam bidang fotografi, pertama; diawali dengan lahirnya kamera digital yang secara lambat laun terjadi pengurangan kuantitas produksi dari kamera analog, kedua; seiring dengan maraknya kamera digital berpengaruh terhadap alat cetak yang digunakan (enlarger), sehingga alat cetak foto beruapa mesin enlarger analaog dan mesin sedikit demi sedikit berkurang peminatnya dan berhenti dengan sendirinya. Dahulu mesin enlarger menjadi teman dan primadona sejati bagi para fotografer baik pencetakan foto di siang hari maupun malam hari dalam mengolah gambar. namun sekarang ini hampir setiap fotografer sudah beralih dari penggunaan enlager ke media komputer berikut printer dalam mengolah gambar yang diinginkannya.
Hal ini dibuktikan dengan semakin semaraknya foto-foto hasil olah digital imaging dari para fotografer baik professional maupun amatir. Imbas dari maraknya penggunaan digital imaging pada karya foto adalah semakin banyaknya fotografer yang beralih pada digital imaging. Ada beberapa alasan kenapa para seniman foto atau fotografer beralih ke digital, pertama dengan olah digital imanging karya foto yang dihasilkan akan lebih menarik dan imajinatif, kedua; dalam proses pembuatannya tidak terlalu lama.
Foto imajinatif, komputer dalam pandangan seni rupa.
Foto imajinatif merupakan suatu hasil kreasi dan kolaborasi foto yang berasal dari pengalaman dan wawasan dari seniman foto atau fotografernya, perangkat komputer merupakan piranti lunak yang dalam penggunannya dikendalikan dan dioperasikan oleh manusia. Kemampuan setiap komputer sangat beragam tergantung dari apa yang hendak capai. Bila kita ingin mengolah gambat/foto supaya lebih menarik dengan penuh imajinatif, kita tinggal menggunakan suatu software khusus biasanya yaitu Adobe Photoshop CS 3. Kemampuan software Adobe Photoshop CS 3 dalam menunjang hasil karya fotografi sudah teruji. Tidak sedikit para fotografer dan seniman foto memanfaatkannya untuk mengolah gambar/foto (digital imaging) menjadi bentuk-bentuk ekspresif dan penuh imajinatif. Menurut Johntepon seorang pakar digital imaging dalam ”Soedjai Kartasasmita Di Belantara Fotografi Indonesia” mengatakan bahwa Digital imaging memudahkan kita untuk memanupulasi sebuah foto, yang sebelumnya dikerjakan dengan cara yang sangat rumit oleh para ahli kamar gelap.
Selain itu untuk menghasilkan karya foto yang penuh imajinatif dan kreatif harus ditunjang juga oleh wawasan, pengalaman dan pengetahuan tentang seni rupa dari seniman foto atau fotografernya. Hal ini menjadi penting karena sebelum proses pembuatan karya foto dengan olah komputer diperlukan pengetahuan dasar tentang unsur-unsur visual. Menurut Adi Kusrianto dalam buku “Pengantar Desain Komunikasi Visual ” bahwa unsur-unsur visual diantaranya titik, garis, bidang, ruang, warna, tekstur. Sedangkang unsur utama dalam proses pembuatan foto ekspersif dan imajinatif adalah garis dan warna.
Dalam proses pembuatan foto ekspresif dan imajinatif, garis diartikan sebagai abstrak bentuk, ungkapan ekspresi atau ungkapan suat ide dari seniman atau fotografernya melalui rekaman kamera. Setiap garis yang terekam oleh kamera memiliki sifat dan karakter yang berbeda seperti pendek, panjang, vertical, horizontal, lurus, lengkung, berombak, putus-putus, dan bertekstur. Seperti pada karya foto dibawah ini. Penggunaan unsure garis menjadi dominan, sehingga memudahkan mata penikmat untuk dapat melihatnya dengan jelas.
Warna, warna dalam pembuatan foto ekspresif dan imajinatif diartikan sebagai pelengkap gambar. Setiap seniman foto atau fotografer bebas menggunakan warna yang akan digunakan. Dalam pandangan seni rupa, warna terbagi atas, warna primer, warna sekunder dan warna tertier. Setiap warna yang ditampilkan kedalam bentuk karya foto memiliki berbagai karakter, dimana warana secara psikologis dapat menimbulkan berbagai respons. Selain itu juga warna juga dapat mempengaruhi kejiwaan seseorang. ketika kita melihat seseorang perempuan yang berjalan menggunakan pakaian dan kerudung warna hitam pastinya kita yang menilai bahwa orang tersebut sedang berduka.
Menurut Molly E. Holzschlag seorang pakar warna, dalam tulisannya “Creating Color Scheme” yang dikutif oleh Adi Kusrianto dalam buku “Pengantar Desain Komunikasi Visual ” bahwa warna dapat menimbulkan respon secara psikologis bagi yang melihatnya seperti warna merah menimbulkan respons psikologis; berani, bertenaga, kehangatan, nafsu, agresifitas, bahaya, kekuatan. Warana biru menimbulkan respons psikologis; kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan perintah. Warna hijau menimbulkan respons psikologis; alami, kesehatan, pandangan yang enak, kecemburuan dll. Warana coklat menimbulkan respons psikologis; bumi, dapat dipercaya, nyaman, bertahan atau warna hitam menimbulkan respons psikologis; misteri, seksualitas, kemewahan, kekuatan, kematian dll.
Dengan memahami kekuatan psikologis pada warna, maka kita dapat mengatur komposisi, bidang, ruang, tekstur, kesatuan, keseimbangan, irama, kontras, fokus dan proporsi. Hal ini perlu dipahami agar dalam proses pembuatan foto dapat menghasilkan karya-karya foto yang indah, menarik dan enak untuk dipandang. Tidak sedikit karya-karya foto yang telah dihasilkan oleh para seniman dan fotografer terdahulu dan sampai sekarang masih ada dan tetap dihargai keberadaannya.
Dalam pandangan fotografi ada dua jenis foto yang dapat dihasilkan, foto berwarna dan foto hitam putih. Secara teori foto berwarana bisa dijadikan foto hitam putih, sedangkang foto hitam putih tidak bisa dijadikan foto berwarna. Dalam hal ini penggunaan foto berwarna atau hitam putih merupakan bagian cara seniman atau fotografer dalam memandang suatu foto. Artinya tidak semua objek foto dijadiakan foto berwarna atau sebaliknya tidak semua objek foto dijadikan foto hitam putih tergantung daripada kebutuhan.
Dibawah ini ada beberapa karya foto yang mengandalkan olah imajinasi dan warna dengan menggunakan piranti komputer.
Proses pembuatan foto-foto ekspresif dan imajinatif diatas sangatlah sederhana, sehingga setiap orang bisa melakukannya dengan mudah dan cepat. Langkah pertama; buka software Adobe photoshop CS 3. biasanya dalam panel-panel software Adobe photoshop CS 3 ada beberapa pilihan panel pitur. Kemudian langkah kedua; cari foto-foto hasil pemotretan yang kita inginkan, usahakan objek fotonya menghadap ke kamera dengan suasana sedang banyak orang seperti suasana keramaian pasar, keramaian suatu pertunujukan atau suasana keramaian lainnya dan objek foto orangnya jangan terlalu kecil, dengan tujuan memudahkan kita dalam membentuk imajinasi yang inginkan dalam hal ini memudahkan pula dalam membentuk garis dan komposisi warna. langkah ketiga; setelah memilih foto yang kita inginkan kemudian buka panel pitur. Dalam layar photoshop ada beberapa panel pitur diantaranta file, edit, image, layer, select, filter, analiysis, view, window dan help. dan pilih pitur filter kemudian pilih pitur liquify, selanjutnya tentukan ukuran diantaranya; Brush size, Brush Density, brush Pressure, Turbulent Jitter dengan tujuan untuk menentukan besaran bulatan dalam mengatur olah objek yang diinginkan.
Untuk penentuan ukuran bulatan harus disesuaikan dengan besaran objek foto yang ada, artinya ukuran bulatan bisa ukuran kecil, ukuran sedang maupun ukuran besar. Langkah keempat; gerakan corsor bulatan yang ada dalam panel foto dengan cara menarik ke kiri, ke kanan, ke atas, ke bawah atau kesamping sesuai dengan yang kita inginkan. Perhatikan dalam menggerakan corsor harus hati-hati, karena gerakan pada bulatan sangat sensitif untuk berubah.
Selain itu juga kita bisa mengolah foto dengan objek lainnya seperti pada karya foto dibawah ini. Ikan menjadi objek utama dalam karya foto ini. Langkah-langkahnya dalam proses pembuatan karya foto ini, secara teknis sama dengan teknik pembuatan karya foto diatas, namun dalam karya foto dengan objek ikan, kita hanya menggerakan cursor kekiri atau ke kanan sesuai dengan konsep dan hasil yang kita inginkan.
Kesimpulan
Dengan adanya media fotografi dan perangkat komputer selama ini telah menjadi inspirasi dan motivasi bagi sebagian kalangan seniman dan fotografer untuk melakukan berbagai eksperimen-eksperimen dalam bidang fotografi. Sebuah karya foto yang kreatif, inovatif dan penuh imajinatif, tentunya harus ditunjang dengan teknik-teknik dasar fotografi, kemudian ide, gagasan dan wawasan yang luas. ide dan gagasan dalam pengolahan fotografi kreatif di komputer hendaknya ditunjang pula dengan kemampuan wawasan lainnya diantaranya pemahaman kita tentang pemahaman seni rupa. Karena dengan memahami seni rupauntuk fotografi, akan tercipta karya karya fotografi yang bernilai seni.
Daftar Pustaka
Adi Kusrianto. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Marah, Rismah, dan Johntepon. 2008. Soedjai Kartasasmita di Belantara Fotografi Indonesia. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta & LPP Yogyakarta.
Soedjono, Soeprapto. 2007. Pot-Pourri Fotografi. Jakarta: Universitas Trisakti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar